FITNESS & HEALTH

Apakah Intermittent Fasting Memengaruhi Hormon?

Kumara Anggita
Senin 09 Agustus 2021 / 08:00
Jakarta: Intermittent fasting atau diet puasa adalah diet yang banyak diikuti oleh orang yang ingin menurunkan berat badan atau ingin memiliki gaya hidup yang lebih sehat. Diet ini memengaruhi berbagai aspek tubuh, bahkan termasuk hormon.

Dikutip dari Healthline, adanya lemak adalah cara tubuh menyimpan energi (kalori). Saat kamu tidak makan apa pun, tubuh membuat beberapa perubahan untuk membuat energi yang tersimpan lebih mudah diakses. 

Contohnya termasuk perubahan aktivitas sistem saraf serta perubahan besar pada tingkat beberapa hormon penting. Ada dua perubahan metabolisme yang terjadi saat kamu berpuasa antara lain:
 

Insulin


Kadar insulin meningkat saat kamu makan. Sementara saat kamu berpuasa, kadar insulin menurun. Tingkat insulin yang lebih rendah memfasilitasi pembakaran lemak.


fasting
(Dr Grant Tinsley, PhD menerangkan bahwa intermittent fasting atau diet puasa membuat dua perubahan metabolisme di tubuh kamu. Memfasilitasi pembakaran lemak juga sekaligus meningkatkan nafsu makan. Foto: Ilustrasi/Unsplash.com)
 

Norepinefrin (noradrenalin)


Sistem saraf kamu mengirimkan norepinefrin ke sel-sel lemak kamu, membuatnya memecah lemak tubuh menjadi asam lemak bebas yang dapat dibakar untuk energi. Menariknya, puasa jangka pendek dapat meningkatkan pembakaran lemak. 

Penelitian menunjukkan bahwa uji coba puasa hari alternatif yang berlangsung 3-12 minggu, serta uji coba puasa sepanjang hari yang berlangsung 12-24 minggu, mengurangi berat badan dan lemak tubuh. 

Namun, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menyelidiki efek jangka panjang dari puasa intermiten.

Hormon lain yang berubah selama puasa adalah hormon pertumbuhan manusia (HGH), yang kadarnya dapat meningkat hingga lima kali lipat. 

Sebelumnya, HGH diyakini membantu membakar lemak lebih cepat, tetapi penelitian baru menunjukkan bahwa hal itu dapat memberi sinyal pada otak untuk menghemat energi, berpotensi mempersulit penurunan berat badan.

Dengan mengaktifkan populasi kecil neuron protein terkait agouti (AgRP), HGH secara tidak langsung dapat meningkatkan nafsu makan dan mengurangi metabolisme energi.

Jadi dapat disimpulkan bahwa puasa jangka pendek menyebabkan beberapa perubahan tubuh yang mendorong pembakaran lemak. 

Namun demikian, meningginya kadar HGH secara tidak langsung dapat menurunkan metabolisme energi dan memerangi penurunan berat badan yang berkelanjutan. Konsultasikan lebih lanjut tentang komposisi diet yang paling tepat untuk kamu ya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

(TIN)

MOST SEARCH