Vaksin Sinovac digunakan di salah satu pusat vaksinasi di Cali, Kolombia pada 1 Juni 2021. (Luis ROBAYO / AFP)
Vaksin Sinovac digunakan di salah satu pusat vaksinasi di Cali, Kolombia pada 1 Juni 2021. (Luis ROBAYO / AFP)

[Fakta atau Hoaks]

[Cek Fakta] Mahkamah Agung Amerika Serikat Membatalkan Vaksinasi Universal? Ini Faktanya

Medcom Files Cek Fakta
Whisnu Mardiansyah • 02 Juni 2021 13:14
Beredar sebuah narasi pesan berantai yang menyebutkan Mahkamah Agung Amerika Serikat membatalkan vaksinasi universal. Alasannya vaksin dianggap tidak aman.
 
Keputusan itu dikeluarkan melalui guatan yang diajukan Senator Robert F. Kennedy Jr. Gugatan dialamatkan kepada Bill Gates, Kepala Spesialis Penyakit Menular AS Fauci, dan Big Pharma. Berikut informasi lengkapnya.

"Mahkamah Agung telah membatalkan vaksinasi universal
 
Di Amerika Serikat, Mahkamah Agung telah membatalkan vaksinasi universal. Bill Gates, Kepala Spesialis Penyakit Menular AS Fauci, dan Big Pharma telah kalah dalam gugatan di Mahkamah Agung AS, gagal membuktikan bahwa semua vaksin mereka selama 32 tahun terakhir aman untuk kesehatan warga! Gugatan tersebut diajukan oleh sekelompok ilmuwan yang dipimpin oleh Senator Kennedy.

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


 
Robert F. Kennedy Jr .: “Vaksin COVID baru harus dihindari dengan segala cara. Saya segera meminta perhatian Anda untuk masalah penting terkait vaksinasi berikutnya untuk Covid-19.
 
Untuk pertama kalinya dalam sejarah vaksinasi, apa yang disebut vaksin mRNA generasi terbaru secara langsung mengganggu materi genetik pasien dan oleh karena itu mengubah materi genetik individu, yaitu manipulasi genetik, yang sudah dilarang dan sebelumnya dianggap sebagai kejahatan. .
VAKSIN Virus Corona BUKAN VAKSIN! PERHATIAN!
 
Apa yang selalu menjadi vaksin?
Itu selalu patogen itu sendiri - mikroba atau virus yang dibunuh atau dilemahkan, yaitu dilemahkan - dan dimasukkan ke dalam tubuh untuk menghasilkan antibodi.
Bahkan bukan vaksin virus corona!
Dia sama sekali tidak seperti itu!
Ini adalah bagian dari kelompok terbaru mRNA (mRNA) yang diduga "vaksin"
Begitu berada di dalam sel manusia, mRNA memprogram ulang RNA / DNA normal, yang mulai membuat protein lain.
Artinya, tidak ada hubungannya dengan vaksin tradisional! Artinya, itu adalah instrumen pengaruh genetik. Senjata gen! Artinya, mereka akan menghancurkan dari penduduk bumi, dan yang selamat akan menjadi GMO!
Setelah vaksin mRNA yang belum pernah ada sebelumnya, vaksinasi tidak lagi dapat mengobati gejala vaksin dengan cara lain.
Orang yang divaksinasi harus menerima konsekuensinya, karena mereka tidak dapat lagi disembuhkan hanya dengan membuang racun dari tubuh manusia, seperti pada orang dengan cacat genetik seperti sindrom Down, sindrom Klinefelter, sindrom Turner, gagal jantung genetik. , hemofilia, fibrosis kistik, sindrom Rett, dll.), karena cacat genetik berlangsung selamanya!
 
Ini jelas berarti:
jika gejala vaksinasi berkembang setelah vaksinasi mRNA, baik saya maupun terapis lain tidak dapat membantu Anda, karena
KERUSAKAN YANG DISEBABKAN OLEH VAKSINASI AKAN SECARA GENETIKA ireversibel.
 
?Vaksinasi - senjata genosida abad ke-21.
 
Mantan Kepala Ilmuwan Pfizer Mike Yeedon sekali lagi menyatakan posisinya bahwa sekarang sudah terlambat untuk menyelamatkan mereka yang telah disuntik dengan zat yang secara publik disebut "vaksin Covid-19."
 
Dia mendorong mereka yang belum menerima suntikan mematikan untuk berjuang demi hidup mereka, orang-orang di sekitar mereka dan nyawa anak-anak mereka.
 
Ahli imunologi terkenal secara internasional melanjutkan dengan menjelaskan proses yang menurutnya akan membunuh sebagian besar orang:
"Segera setelah vaksinasi pertama, sekitar 0,8% orang meninggal dalam dua minggu.
 
Harapan hidup rata-rata orang yang selamat akan menjadi maksimal dua tahun, tetapi juga menurun dengan setiap "suntikan" baru. "
 
Vaksin tambahan sedang dikembangkan untuk menyebabkan kerusakan pada organ tertentu, termasuk jantung, paru-paru dan otak.
 
Setelah dua dekade di Pfizer, Profesor Yedon mengetahui fungsi dan tujuan penelitian dan pengembangan raksasa farmasi Pfizer, dan menyatakan bahwa tujuan akhir dari rezim "vaksinasi" saat ini hanya dapat menjadi peristiwa demografis besar-besaran yang akan membuat semua perang dunia berakhir. bersama-sama, seperti Mouse pementasan Miki.
 
"Miliaran orang telah dijatuhi hukuman mati yang pasti, tak terhindarkan dan menyakitkan. Siapa pun yang menerima suntikan akan mati sebelum waktunya, dan tiga tahun adalah perkiraan yang baik tentang berapa lama mereka bisa bertahan hidup."
 
Kami berada di Telegram:
???? https://t.me/nastikatube"


Penelusuran:
Dari hasil penelusuran tim cek fakta medcom, klaim Mahkamah Agung Amerika Serikat membatalkan vaksinasi massala adalah salah. Faktanya, Pemerintah Amerika Serikat tidak mewajibkan vaksinasi universal dan Mahkamah Agung belum mempertimbangkan masalah ini.
 
Dilansir dari ustoday.com,Mahkamah Agung Amerika Serikat belum memutuskan melawan mandat vaksin. Organisasi pemeriksa fakta independen membantah hoax serupa yang beredar di media sosial tahun lalu.
 
Pemerintah Federal Amerika Serikat belum memutuskan mewajibkan vaksinasi massal. Begitupun Mahkamah Agung belum mengeluarkan keputusan mewajibkan vaksin.
 
Dari penelusuran arsip kasus dan gugatan tidak ditemukan mengenai tentang vaksinasi universal. Penelusuran dilakukan dari Proyek Oyez, arsip Mahkamah Agung tidak resmi.
 
Pencarian di situs pengadilan juga tidak menemukan keputusan terbaru tentang vaksin. Dan tidak ada kasus dalam pencarian yang menyebut Gates dan Fauci sebagai terdakwa bersama.
 
Tidak ada undang-undang federal yang mengamanatkan vaksin untuk semua warga negara. Sebaliknya, negara bagian dan pengusaha umumnya memiliki hak untuk meminta vaksinasi.
 
Misalnya, semua 50 negara bagian memerlukan beberapa vaksin untuk anak-anak yang bersekolah di sekolah umum, dengan pengecualian bagi mereka yang cacat atau dengan keberatan karena agama, filosofis atau medis. Hingga saat ini, tidak ada negara bagian yang mengesahkan undang-undang yang mewajibkan vaksinasi Covid-19, dan Presiden terpilih Joe Biden pada Desember mengatakan bahwa ia tidak akan mewajibkan vaksin Covid-19.
 
[Cek Fakta] Mahkamah Agung Amerika Serikat Membatalkan Vaksinasi Universal? Ini Faktanya
 
Kesimpulan:
Klaim Mahkamah Agung Amerika Serikat membatalkan vaksinasi massala adalah salah. Faktanya, Pemerintah Amerika Serikat tidak mewajibkan vaksinasi universal dan Mahkamah Agung belum mempertimbangkan masalah ini.
 
Informasi ini jenis hoaks misleading content (konten menyesatkan). Misleading terjadi akibat sebuah konten dibentuk dengan nuansa pelintiran untuk menjelekkan seseorang maupun kelompok. Konten jenis ini dibuat secara sengaja dan diharap mampu menggiring opini sesuai dengan kehendak pembuat informasi.
 
Misleading content dibentuk dengan cara memanfaatkan informasi asli, seperti gambar, pernyataan resmi, atau statistik, akan tetapi diedit sedemikian rupa sehingga tidak memiliki hubungan dengan konteks aslinya.
 
[Cek Fakta] Mahkamah Agung Amerika Serikat Membatalkan Vaksinasi Universal? Ini Faktanya
 
Referensi:
1.https://www.usatoday.com/story/news/factcheck/2021/05/29/fact-check-supreme-court-didnt-cancel-universal-vaccination/7473627002/
 

*Kami sangat senang dan berterima kasih jika Anda menemukan informasi terindikasi hoaks atau memiliki sanggahan terhadap hasil pemeriksaan fakta, kemudian melaporkannya melalui surel cekfakta@medcom.id atau WA/SMS ke nomor 082113322016

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

(WHS)
LEAVE A COMMENT
LOADING
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan